Gambar Sampul Bahasa Indonesia · r_Bab 18 Menganalisis Drama
Bahasa Indonesia · r_Bab 18 Menganalisis Drama
Sunardi

24/08/2021 11:54:20

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Menganalisis Drama

217

Pelajaran keenam ini merupakan kelanjutan dari pelajaran kelima. Pada

pelajaran ini Anda tidak hanya belajar menganalisis pementasan drama, belajar

menulis, mementaskan drama, tetapi juga menelaah komponen-komponennya.

Selain itu, Anda belajar deskrisikan relevansi hikayat dengan kehidupan masa

kini.

Pelajaran 18

Menganalisis Drama

Kemampuan Bersastra

Sumber:

blogger. com; sangkanparan.files.wordpress.com

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

218

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menganalisis kesesuaian penokohan,

dialog, dan latar dalam pementasan drama

Menganalisis Kesesuaian Latar dalam Pementasan Drama

Pada pelajaran terdahulu Anda telah berlatih melakukan analisis kesesuaian penokohan

dan dialog. Masih ingat, bukan? Nah sekarang kita akan melakukan analisis kesesuaian latar

dalam pementasan drama. Untuk keperluan ini yang perlu Anda perhatikan adalah tempat

kisah berlangsung. Apakah tempat itu mendukung watak tokoh-tokohnya? Apabila mendukung

berarti sudah sesuai. Kalau belum mendukung, berarti latar belum sesuai.

Uji Kompetensi 18.1

Saksikan pertunjukan drama yang ditayangkan oleh stasiun TV atau rekamannya. Kemudian,

analisislah kesesuaian penokohan, dialog, dan latarnya. Untuk keperluan itu, Anda harus

dapat menyebutkan siapa saja pelakunya dan bagaimana karakter mereka. Apakah dialog

mereka sudah sesuai dengan karakter masing-masing? Kalau belum sesuai, bagaimana

saran Anda? Apakah latar tempat dan mendukung alur ceritanya? Jika belum sesuai, bagaimana

saran Anda?

B. Berbicara

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengekspresikan karakter para pelaku

dialog drama melalui dialog yang dibawakan.

Mengekspresikan Karakter Pelaku Dialog dalam Pementasan Drama

Pada pelajaran terdahulu Anda telah berlatih mengekspresikan karakter Otong, yang

pura-pura sakit hanya karena malas, karakter dokter yang bijaksana, karakter bapak, ibu, dan

Ucin yang cemas. Masih ingat, bukan? Nah, pada pelajaran ini pun Anda belajar mengeks-

presikan karakter lain.

Uji Kompetensi 18.2

Untuk mengekspresikan karakter pelaku drama, pentaskanlah drama satu babak berikut! Untuk

mementaskannya diperlukan seorang sutradara dan empat orang pemeran (dua laki-laki, dan

dua perempuan). Panggung tidak harus ditata sesuai tuntutan naskah. Di depan kelas pun jadi!

Menganalisis Drama

219

Arloji

Oleh P. Hariyanto

Kisah ini terjadi di sebuah kamar depan keluarga yang cukup terpandang. Terdapat

berbagai perlengkapan yang lazim di kamar tamu semacam itu, namun yang terpenting

ialah seperangkat meja dan kursi tamu. Pada kira-kira pukul 09.00 drama ini terjadi.

Para pelaku

Jidul

: Anak laki-laki berumur 15 tahun, bisu dan tampak bodoh, namun

periang dan tekun. Ia seorang pembantu rumah tangga.

Pak Pikun

: Pembantu rumah tangga ini berumur kira-kira 40 tahun. Rambutnya

sudah memutih, sok tahu, sok kuasa, dan keras kepala.

Ibu

: Nyonya rumah ini berusia kira-kira 42 tahun, keibuan, dan bijaksana.

Tritis

: Gadis berusia 18 tahun ini cenderung tergesa-gesa dalam

memberikan penilaian.

01. Dengan penuh keriangan si Jidul tekun membersihkan meja dan kursi-kursi.

Kepalanya melenggut-lenggut, pantatnya bergidal-gidul seirama dengan musik

ndangdut yang terdengar meriah. Jidul terkejut ketika musik mendadak berhenti

.

02. Pak Pikun : (

Muncul langsung menuju arah Jidul

) “Ayo! Mana! Berikan kembali

padaku! Ayo. Mana!”

03. Jidul

: (

Ber-ah uh, ah uh sambil memberikan isyarat yang menyatakan

ketidakmengertiannya.

)

04. Pak Pikun : “Jangan berlagak pilon! Siapa lagi kalau bukan kamu yang

mengambil? Ayo, Jidul, kamu sembunyikan di mana?”

05. Jidul

:

(Ber ah uh semakin bingung dan takut.)

06. Pak Pikun : “Dasar maling! Belum sampai sebulan di sini kamu sudah kambuh

lagi, ya? Dasar nggak tahu diri! Ayo, kembalikan kepadaku! Mana,

heh?”

07. Jidul

:

(Meringkuk diam.)

08. Pak Pikun : (

Semakin keras suaranya

) “Jidul! kamu mau kembalikan apa tidak?

Mau insaf apa tidak? Apa mau kupanggilkan orang-orang sekampung

untuk mencincangmu, heh? Kamu mau dipukuli seperti dulu lagi?

Ayo, mana?”

09. Ibu

: (

Muncul tergesa-gesa

) “Eh, ada apa, Pak Pikun? Ada apa dengan

si Jidul?”

10. Pak Pikun : “Anak ini memang tidak pantas dikasihani, Bu. Dia mencuri lagi,

Bu!”

11. Ibu

: “Mencuri? (

Tertegun

) Kamu mencuri, Jidul?”

12. Jidul

:

(Ber ah uh sambil menggoyang-goyangkan kepala dan tangannya

.)

13. Pak Pikun : “Mungkir, ya? Padahal jelas, Bu. Tadi saya mandi. Setelah itu,

arloji saya tertinggal di kamar mandi. Lalu dia masuk entah mengapa.

Lalu tidak ada lagi arloji saya, Bu.”

14. Ibu

: “O, jadi arloji Pak Pikun hilang, begitu?”

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

220

15. Pak Pikun : “Bukan hilang, Bu! Jelas telah dicurinya! Ayo, ngaku saja! Kamu

ngaku saja. Jidul!”

16. Jidul

:

(Ber ah uh mencoba menjelaskan ketidaktahuannya.)

B. Rahmanto dan P Hariyanto,

Materi Pokok Cerita Rekaan dan Drama

C. Membaca

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mendeskripsikan relevansi hikayat dengan

kehidupan sekarang

Relevansi Hikayat dengan Kehidupan Sekarang

Hikayat umumnya mencerminkan masyarakat lama. Bagaimana hubungannya dengan

masyarakat sekarang? Dengan menjawab uji kompetensi berikut, Anda dapat menarik garis

hubungan keduanya.

Uji Kompetensi 18.3

1. Dari sekian banyak hikayat, ada yang dapat membangkitkan semangat perang. Di antaranya

adalah Hikayat Amir Hamzah. Hikayat ini sering dibacakan untuk membangkitkan semangat

perang melawan penjajahan Portugis (1511).

Hikayat Amir Hamzah

Alkisah setelah sudah berapa hari

karar

1

di sana maka pada ketika yang baik

Amirulmukminin

2

Hamzah dan segala keluarganya dan laskarnya sekalian pun

berjalanlah menuju kota Serandib.

3

Berapa lamanya berjalan maka sampailah di

luar kota Serandib. Maka Hamzah pun berhentilah pada suatu tempat. Maka Amir

Hamzah pun menyuruh Abbas mengarang surat akan dikirimkan kepada Landahur.

Maka Abbas

radia’allahu’anhu

4

pun menyurat pertama nama Allah

ta’ala

,

5

kemudian

dari itu memuji agama Nabi Ibrahim ‘

alaihissalam

6

kemudian menyebutkan,

“Ini surat daripada Amir Hamzah anak Abdul Munthalib datang pada raja Serandib

yang gagah lagi pahlawan. Ketahui olehmu dan ingat-ingat engkau telah diadukan

raja Syahpal ke bawah duli istana raja

masyrik magrib

7

Nusyirwan Adil.

8

Maka akan

sekarang akulah dititahkan raja itu untuk mengikat engkau dan membawa engkau

dengan ikatmu kepada Raja Nusyirwan. Maka aku pun datanglah dengan segala

hulubalangku yang gagah lagi kenamaan, masyhur pada segala alam dunia.

Menganalisis Drama

221

Bermula laskarku pun terlalu banyak, semuanya lasykar itu daripada kaum

Arab dan Turki, datanglah ke negerimu. Adapun jika engkau tiada mau aib, maka

datanglah engkau sendirimu kepadaku, terlalu sekali baik bagimu. Adapun jika

kaulalui seperti kataku ini, bahwa sesungguhnya dengan ikatmu engkau kubawa

kepada raja masyrik magrib Nusyirwan Adil.”

Setelah sudah disurat oleh Abbas, maka kata Hamzah, “Hai Umar Umaiyah,

siapa yang baik kita suruhkan membawa surat ini?”

Maka sahut Umar Umaiyah, “Ya, Tuanku Amir, hambalah baik membawa surat

itu.” Lalu Umar Umaiya pun bangkit menyembah Amir Hamzah. maka surat itu pun

diambilnya daripada tanggan Abbas, lalu bermohon berjalan.

Berapa lamanya berjalan, maka Umar Umaiyah pun sampailah ke pintu kota

Serandib. Maka diwartakan orang kepada Landahur, “Ya, Tuanku Syah Alam, bahwa

sekarang seorang utusan datang ada di luar kota, terlalu sekali indah-indah melihat

dia, tak dapat tiada tertawa juga.”

Dari M.G. Emeis,

Bunga Rampai Melaju Kuno

–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

1

tetap; menetap; bemukim

2

gelar kalifah

3

Sailan (Ceylon), asalnya Singhaladwipa

4

moga-moga ia disukai Allah; sebutan di belakang nama sahabat Nabi Muhammad

5

yang Mahatinggi

6

moga-moga keselamatan dilimpahkan Allah kepadanya; sebutan di belakang nama Nabi selain

Nabi Muhammad

7

raja yang mengusai wilayah dari tempat matahari terbit sampai matahari terbenam

8

Syah Persia 511-579

9

moga-moga ia disukai Allah; sebutan di belakang nama sahabat Nabi Muhammad

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan penggaan hikayat di atas!

a. Pada penggalan hikayat di atas terdapat kalimat berikut.

Maka Amir Hamzah pun menyuruh Abbas mengarang surat akan dikirimkan kepada

Landahur. Maka Abbas radia’allahu’anhu

9

pun menyurat pertama nama Allah ta’ala,

kemudian dari itu memuji agama Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Mengapa Abbas mematuhi perintah atasannya? Masih adakah pada masa sekarang

orang yang juga mematuhi perintah atasannya? Bagaimana jadinya andaikan bawahan

tidak mematuhi perintah atasan?

b. Dalam hikayat di atas dikisahkan Amir Hamzah mau menangkap Landahur. Mengapa

hal itu dilakukan? Apakah itu kemauan murni dari Amir Hamzah? Apabila bukan kemauan

Amir Hamzah, lalu kemauan siapa?

c. Pada masa sekarang masih adakah negara yang minta tolong atau mengajak negara

lain untuk menduduki negara ketiga? Jika ada, dapatkah Anda memberi contoh?

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

222

d. Pada penggalan di atas terdapat pernyataan

Berapa lamanya berjalan, maka Umar Umaiyah pun sampailah ke pintu kota Serandib.

Maka diwartakan orang kepada Landahur, “Ya, Tuanku Syah Alam, bahwa sekarang

seorang utusan datang ada di luar kota, terlalu sekali indah-indah melihat dia, tak

dapat tiada tertawa juga.”

Mengapa Umar Umaiyah tidak langsung masuk kota, padahal jalan ke sana ada?

D. Menulis

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menggunakan komponen kesastraan teks

drama.

Menulis drama pendek berdasarkan cerpen

Menulis drama berdasarkan cerpen sudah pernah Anda lakukan. Mula-mula Anda harus

memahami jalan cerita, pelaku, watak, konflik, dan membayangkan seandainya naskah itu

dipentaskan.

Uji Kompetensi 18.4

Ubahlah penggalan naskah berikut ke bentuk drama yang siap dipanggungkan!

Kebebasan Abadi

Pulau kecil itu juga punya pantai. Di pantai ini hiduplah mereka yang menamakan

dirinya Tentara Republik. Dan mereka yang menamakan dirinya Tentara Republik ini,

cuma empat orang laki-laki dan seorang perempuan.

Selain mereka hanya ada burung-burung yang tidak pernah dijajah, ular-ular yang

serba bebas dan pohon-pohon kelapa yang tumbuh merdeka. Jumlahnya tak banyak

dan kian hari makin berkurang dijadikan makanan mereka.

Tentara Republik ini sampai kemari karena tak mau dijajah – ingin bebas – hendak

merdeka juga. Inilah peristiwa yang patriotik, pengalaman mereka yang pahit dan

kesudahan mereka yang heroik untuk memenuhi hasrat itu.

Tiba-tiba saja pecahan ombak pada pangkal kelapa tumbang itu disusul oleh suara

salah seorang di antara mereka yang tampaknya lebih muda. Tanda pangkat di dada

pada bajunya yang robek-robek masih jelas menyatakan dia seorang sersan.

Sampai kapan kita musti begini?

Sampai Angkatan Laut Republik datang. Dan bukan lari seperti kita, tapi datang

membawa berita kemerdekaan penuh!

Menganalisis Drama

223

Yang menyahut ini adalah orang yang kelihatannya penuh wibawa. Tiap patah

kata yang diucapkannya terdengar seperti komando. Memang dialah komandan di sana.

Kalau mereka tidak datang? tanya si sersan mendesak.

Ombak saja yang menjawab. Kosong.

Kekosongan ini lambat-lambat digambari oleh datangnya seorang perempuan dari

sebelah kanan menghadap ke laut. Bila dia berhenti dia berpaling membelakangi kedua

laki-laki tadi – membelakangi laut juga. Biar tak ada yang bertanya, perempuan itu

bicara sendiri.

Demamnya tambah keras!

Sebagai jawaban si Komandan berpangkat kapten ini menarik napas berat.

Apa ada harapan ... bersuara pula si Sersan tapi belum lagi sudah kalimat itu, si

Kapten menukas dengan cepatnya.

Harapan tetap ada. Segala harapan.

Juga harapan mati.

Kau takut? putus pendek si kapten lagi.

Bapak tidak takut? tangkis si sersan.

Aku malah menantikannya. Itulah kemerdekaan mutlak. Kemerdekaan abadi.

Kebebasan Bapak sendiri. Bapak memang bisa mati tenang karena Bapak sudah

lama hidup. Tapi, aku masih muda; aku belum mau mati.

C.M. Nas,

Kebebasan Abadi

E. Ada Apa dalam Sastra Kita

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menggunakan komponen kesastraan teks

drama (pelaku dan perwatakan, dialog dan perilaku, plot dan konflik)

untuk menelaah karya sastra drama.

Menelaah Komponen Teks Drama

Drama ada yang panjang dan ada yang singkat. Drama panjang biasanya terbagi-bagi

atas beberapa babak. Secara visual, pergantian babak mudah diamati, awal babak baru selalu

diberi judul dengan

babak

atau bagian kesekian. Setiap babak terjadi dari beberapa adegan.

Pergantian adegan ada yang diberi tanda dengan kata adegan dan nomor adegan. Akan

tetapi, dewasa ini cara itu hampir tidak pernah dilakukan. Kini pergantian adegan umumnya

hanya diberi keterangan laku. Ada pemain yang masuk atau keluar panggung.

Seperti halnya cerpen atau novel, dalam drama terdapat komponen pelaku, watak, alur,

latar, tema, amanat, dan lain-lain. Hanya saja semuanya dikemas dalam konflik yang berbentuk

dialog.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

224

○○○○○○○○○

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

Uji Kompetensi 18.5

Bacalah kembali teks drama

Arloji

tersebut, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1.

Berapa babakkah drama di atas?

2. Berapa pemain yang diperlukan jika naskah drama tersebut dipentaskan? Apa peran masing-

masing?

3. Ada berapa adegankah dalam drama tersebut?

4. Mengapa pada naskah drama tersebut kata

babak, adegan

, dan

layar turun

tidak ditulis?

5. Mengapa tokoh

Jidul

tidak mengeluarkan sepatah kata pun?

Rangkuman

1. Analisis kesesuaian penokohan, dialog, dan latar dalam pementasan drama dapat

dilakukan atas dialog, akting, properti, dekorasi, tata lampu, dan musik pengiring.

Dikatakan sesuai jika unsur-unsur tersebut saling memberikan kesinkronan.

2. Berlatih mengekspresikan karakter berarti menjadi orang lain. Untuk keperluan itu,

pemain harus meninggalkan karakter sendiri. Ia harus berbicara, bertindak, dan

bersikap sebagaimana tokoh yang diperankannya.

3. Hikayat sebagai karya satra lama yang mencerminkan masyarakat lama tidak berarti

tidak dapat dihubungkan dengan situasi dan kondisi masyarakat sekarang. Hal ini

dimungkinkan karena, antara masyarakat masa lampau dengan masyarakat masa

kini memiliki kesamaan universal.

4. Berlatih menulis naskah drama dapat dimulai dengan mengubah cerpen menjadi

sebuah naskah drama. Selain dapat membayangkan naskah itu dipentaskan, ia

harus dapat menuliskan naskah drama dengan teknik yang lazim.

5. Dalam drama ada konsep babak dan adegan. Di dalamnya terdapat unsur pelaku,

watak, alur, latar, tema, amanat, dan lain-lain yang dikemas dalam konflik yang

berbentuk dialog.

Evaluasi

1. Kalau Anda menonton pertunjukan drama, dari manakah Anda tahu nama pelaku dan

perwatakaannya?

Menganalisis Drama

225

2. Baca penggalan hikayat berikut, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

Ada seekor dendang

1

bersarang di atas pohon kayu biraksa mahatinggi. Maka adalah

pohon kayu itu berlubang, maka di dalamnya ada seekor ular diam pada rangka pohon

biraksa itu. Apabila burung dendang itu beranak, maka dimakan ular akan anak dendang

itu, demikianlah sediakala. Maka dendang itu pun pergilah kepada serigala, mengadukan

halnya, katanya, “Hai handaiku, apa dayaku senantiasa duduk di dalam percintaanku.

Apabila hamba bertelur dan beranak, dimakannya oleh ular yang dalam lubang kayu ini.

Tolonglah bicarakan olehmu akan dia.”

Maka ujar serigala, “ Hai handaiku, adalah kita ini orang kecil tiada dapat berlawan

dengan orang besar, melainkan dengan hikmat daya upaya kita juga melawan dia.”

Hikayat Kalilah dan Daminah

––––––––––––––––––––––––––––––––

1

burung gagak, red

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan penggalan tersebut!

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dendang ada dua versi, yakni versi dendang

dan versi serigala. Bagaimana versi masing-masing? Menurut Anda, versi manakah yang

paling “budiman” dilakukan? Jelaskan!

3. Siapa dan bagaimana sifat pelaku pada penggalan berikut?

Pratomo : Begitulah cinta kasih, Ari. Cinta kasih tak dapat dipaksakan. Subjektif, berat

sebelah.

Ariati

: Berarti Mas membenarkan sikap ibu?

Pratomo : Bukan begitu. Aku hanya menerangkan perihal ibu.

Ariati

: Mas membela pihak ibu?

Pratomo : Engkau harus tahu ibu berhati keras. Sukar ditaklukkan. Terimalah ia sebagai

adanya. Tanpa hendak mengubah wataknya. Untuk apa mengubah? Watak

ibu sudah berakar dalam.

Dari Maidar G. Arsyad dkk.,

Buku Materi Pokok Kesusastraan II

4. Jelaskan dua komponen yang terdapat pada teks drama berikut!

Pratomo : “Kuharap engkau tidak tersinggung. Kau dapat membayangkan kedudukanku.

Di pihakmu, aku harus berlaku sebagai seorang suami. Di pihak ibu, aku adalah

anaknya. Tugas anak ....”

Ariati

: (Memotong) “Aku tahu perasaanmu, Mas. Tapi, yang aku tidak habis mengerti,

mengapa selalu saja ibumu memfitnah aku? Tak henti-hentinya beliau

membenci aku. Mengapa ibu harus membenci aku. Apakah pernah kulakukan

perbuatan yang tak berkenan di hati beliau? Mengapa?”

Pratomo : “Mungkin ibu merasa bahwa engkau telah merebut aku dari kasih sayang-nya.

Dari hatinya. Itulah saya kira.”

Maidar G. Arsyad dkk.,

Buku Materi Pokok Kesusastraan II

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

226

5. Ubahlah penggalan cerita berikut ke dalam bentuk drama!

Masyitoh

Pendeta Ptahor memandang Pendeta Metufer. “Masyitoh bakal mendurhaka,”

sahutnya dengan tenang. “Keras kepala! Dasar! Semua keturunan Israil besar kepala,

keras kepala! Karena itu jangan dikasih hati!” suaranya kian menanjak tapi.

“Keras kepala! Besar kepala!” kata pendeta Metufer. “Ya, itulah perkataannya

yang tepat. Keras kepala. Besar kepala. Masyitoh keras kepala. Suaminya besar

kepala. Sungguh tepat.”

Sementara itu, masuklah Obed, Masyitoh, beserta anaknya diiringkan oleh

pengawal.

“Ampun Tuanku,” sembah pendeta Metufer kepada baginda.” Inilah mereka.

sekarang hamba hadapkan ke bawah duli Tuanku. Mereka ini sudah mendurhaka,

berani menentang titah Tuanku syah alam.”

Fir’aon memandang tajam-tajam kepada Masyitoh.

“Masyitoh!” titahnya.

“Hamba Tuanku,” sahut Masyitoh.

“Betulkan engkau mempertuhankan yang lain daripadaku?”

“Tuhan hamba satu, yaitu Allah yang bersifat Rahman serta Rahim,” sahut Masyitoh.

“Tuhan hanya satu memang,” sabda baginda pula. “Yaitu kami Fir’aon, yang

menjadi Tuhan manusia seluruh jagat. Kami yang menguasai bumi langit. Kami

yang Mahakuasa.”

Ajip Rosidi,

Masyitoh

Refleksi

Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban

Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.

Tabel Penguasaan Materi

Skor

Tingkat Penguasaan Materi

85 – 100

Baik sekali

70 – 84

Baik

60 – 69

Cukup

< 60

Kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang

berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi

pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

227

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!

1.

Berikut ini adalah ciri-ciri cerpen,

kecuali

....

a. alurnya rapat

b. habis dibaca dalam sekali waktu

c. lukisan perwatakannya tidak detail

d. mengisahkan kehidupan tokoh dari lahir sampai mati

e. konfliknya tidak sampai membawa perubahan nasib pelaku utama

2.

Setelah menggeledah pakaianku, ia menumpahkan perhatiannya kepada arloji tanganku.

Karena melihat badanku yang tak seberapa itu, ia tak peduli tanganku kuangkat atau

tidak. Ia menggenggam tangan kiriku untuk mencopot arloji. Sayang bannya agak

sukar membukanya kalau dengan tangan satu. Karena itu tangan kanannya ikut maju

(Nugroho Notosusanto, ‘Vickers Jepang’

).

Alur yang digunakan pada penggalan cerita tersebut adalah ....

a. alur maju

d. alur mundur

b. alur rapat

e. alur sorot balik

c. alur pokok

3.

Sedari mudaku aku di sini, bukan? Tak kuingat punya istri, punya anak, punya keluarga

seperti orang-orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin jadi kaya,

bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu

wata’ala. Tidak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor aku enggan

membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk, umpan neraka. Marahkah

Tuhan kalau itu yang kulakukan?

(A.A. Navis,

Robohnya Surau Kami

).

Nilai yang dijunjung pelaku pada penggalan di atas adalah berkaitan dengan ....

a. etika

d. sosial

b. religi

e. kultural

c. moral

4.

Perhatikan penggalan cerpen berikut!

“Aku tak berdosa, tak ada yang harus aku akui,” pikir Sanip. “Aku tak punya dosa yang

mesti aku akui,” kata Talib dalam hatinya. “Aku tak punya dosa,” kata Sutan pada

dirinya. Buyung menyuruh hati dan pikirannya diam, jangan mengingatkannya pada

dosa-dosanya. Pak Haji juga demikian.

Pembaca tahu bahwa pelaku-pelakunya tidak mau mengakui dosa-dosanya melalui ....

a. jalan pikiran masing-masing

b. paparan langsung pengarang

c. reaksi pelaku lain atas aksi mereka

d. lukisan fisik mereka masing-masing

e. lukisan latar tempat mereka berada

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

228

5.

Sambil menunggu makanan, kami bercakap-cakap lagi. Anwar ternyata adalah

seorang periang. Suka tertawa. Ia menceritakan pengalamannya selama ia berpisah

dengan Rusli. Bicaranya keras. Dan sambil bicara itu mulutnya selalu menggigit-gigit

kayu tusuk gigi. Kadang-kadang ia berdiri

(A. K. Mihardja,

Atheis

).

Watak Anwar dilukiskan melalui ....

a. paparan langsung

d

. pandangan “aku” terhadap Anwar

b. lukisan fisik Anwar

e. dialog antarpelaku mengenai Anwar

c. gerak dan perilaku Anwar

6.

Sampai di depan masjid, terdengarlah tiba-tiba dari tepi jalan orang berseru-seru. “San,

Saudara Hasan!”

Segera aku menoleh ke arah suara itu. Maka di antara orang yang beratus-ratus

berjalan di trotoar itu nampaklah wajah Rusli berlari-lari dengan melambai-lambai

memanggil aku

(

Atheis,

Akhdiat Kartamihardja ).

Pada teks di atas pengarang berlaku sebagai ....

a. orang pertama pelaku utama

d. orang ketiga terarah

b. orang pertama pelaku sampingan

e. di luar cerita

c. orang ketiga serba tahu

7.

Ada seekor burung gagak melihat punai berjalan seperti orang menari lakunya. Inginlah

hatinya hendak meniru. Lalu berusahalah ia sungguh-sungguh. Setelah lama belajar,

tiada juga pandai, putus asalah ia dan bermaksud hendak membiasakan berjalan

seperti dahulu saja. Akan tetapi, ia pun telah lupa. Oleh sebab itulah, maka di antara

segala bangsa burung, burung gagaklah yang terlebih buruk jalannya.

Nasihat yang didapat dari penggalan adalah ....

a. jangan mudah berputus asa

b. jangan mengingkari kodrat

c. jangan meniru adat istiadat bangsa lain

d. jangan mengambil adat istiadat bangsa lain

e. jangan melupakan kebiasaan bangsa sendiri

8.

Perhatikan penggalan

Hikayat Kalilah dan Dimnah

berikut!

“Janganlah adinda bertanya juga,” jawab baginda dengan sedihnya. “Pertanyaan itu

hanya menambah luka tuanku jua semata-mata.”

“Ampun, Tuanku, orang yang arif tiada pernah putus asa, sekalipun bagaimana juga

cobaan yang datang ke atas dirinya. Tiada pula ia bersedih hati, karena kesedihan

tiada buahnya selain daripada menguruskan badan saja, yang sudah ditakdirkan

Tuhan tiada juga akan tertolak olehnya.”

Melalui penggalan di atas, penulis hikayat menyampaikan amanat ....

a. jangan bertanya-tanya lagi

b. hormatilah orang yang lebih tua

c. orang arif tidak boleh berputus asa

d. kamu dilarang menolak takdir Tuhan

e. jadilah kamu orang yang arif bijaksana

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

229

9.

Hati perempuanku bertanya, perbuatan dan pikiran apa yang telah membawaku ke

tempat ini untuk menemuinya. Dua jam yang lalu sebetulnya aku dapat mengatakan

padanya ketika ia meneleponku bahwa aku tidak dapat datang, bahwa aku mempunyai

pekerjaan lain yang mengikatku. Akan tetapi, suatu dorongan yang asing tiba-tiba saja

menyebabkan aku berkata “aku datang” meskipun ragu. Dan setelah aku menemuinya,

aku menemukan pandangan yang itu-itu juga, pandang yang seakan merindukan

sesuatu yang tak terduga oleh siapa pun

(Nh. Dini,

Hati Yang Damai

).

Tema penggalan cerita di atas berhubungan dengan masalah ....

a. ketidaksetiaan seorang wanita

d. kenekatan seorang wanita

b. keinginan seorang wanita

e. keberanian seorang wanita

c. hati nurani seorang wanita

10.

Tatkala orang berkumpul akan segera makan minum, Lebai Malang itu pun hendak

pergilah karena kedua kampung itu memanggil dia; tengah hendak pergi datang pikiran

yang tamak berkata di dalam hatinya, “Aku ini dipanggil orang. Yang di pihak hulu itu

dekat sedikit, tetapi menyembelih seekor kerbau. Di pihak hilir ada menyembelih dua

ekor kerbau. Kalau aku minta di sebelah hilir, aku dapat dua tanduk. Jika minta hulu,

aku dapat satu tanduk, tetapi masakannya sedap. Yang sebelah hilir masakannya

kurang sedap, karena aku biasa makan pada kedua tempat itu.”

Masalah sosial yang berkaitan dengan amanat penggalan dongeng di atas adalah ....

a. masyarakat suka mengadakan jamuan makan

b. memotong ternak merupakan kebanggan suatu keluarga

c. dalam berkenduri tuan rumah mengundang banyak orang

d. dalam perhelatan perbedaan status sosial dikesampingkan

e. dalam masyarakat mana pun ada anggota yang bersifat tamak

11.

Kemudian Pak Balam menutup matanya kembali dan memandang mencari muka Wak

Katok dan ketika pandangan mereka bertaut, Pak Balam berkata kepada Wak Katok,

“Akuilah dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan, mintalah ampun

kepada Tuhan Yang Mahapenyayang dan Mahapengampun, akuilah dosa-dosamu,”

(

Harimau! Harimau!,

Mochtar Lubis).

Amanat yang disampaikan adalah ....

a. hindarilah keganasan harimau!

b. tolong, selamatkanlah jiwa mereka!

c. segera tinggalkan rimba belantara ini!

d. biarkan aku jadi korban keganasan harimau!

e. bertaubat dan mintalah ampun kepada Tuhan!

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

230

12. Bacalah penggalan novel berikut!

“Lagi orang-orang yang malang” kata Kartini setengah dalam mulut mengeluh.

Sambungnya “Korban kapitalisme! Mereka sampai-sampai menjual kehormatannya,

karena tak sanggup mencari sesuap nasi. Karena masyarakat terlalu bobrok, tak

sanggup memberi pekerjaan yang halal kepada orang-orang yang malang itu.”

Mendesis-desis suaranya. “Cih, masyarakat bobrok kayak begini. Mana jaminan hidup

untuk warganya?”

(Akhdiat K. Miharja,

Atheis

).

Amanat yang disampaikan melalui penggalan novel di atas adalah ....

a. jangan egois

b. jangan menyesali diri

c. jangan selalu mengeluh

d. mintalah pertolongan bila perlu

e. bertanggung jawablah atas segala tindakan

13.

Sikap Maria yang lincah, bergairah, dan menarik membuat Yusuf terpikat dan terjadilah

hubungan percintaan antara keduanya. Hubungan Maria dan Yusuf semula tidak

disenangi Tuti. Maria yang mencintai Yusuf dianggap merendahkan martabat wanita.

Ia minta agar Maria tidak terlalu bergantung kepada Yusuf.Idealisme dan cita-cita Tuti

justru membuat Maria berani mendebat kakaknya. Dikatakannya bahwa sikap Tuti

yang selalu didasari oleh keinginan mengangkat derajat wanita justru membuat

terputusnya hubungan Tuti dan Hambali. Bahkan, menyebabkan Tuti makin jauh dari

dunia yang sebenarnya

(

Layar Terkembang,

STA).

Unsur instrinsik yang dominan dalam penggalan di atas ialah ....

a. alur

d. tema

b. perwatakan

e. setting

c. sudut pandang

14. Perhatikan penggalan pidato Tuti dalam

Layar Terkembang

karya S. T. Alisyahbana

berikut.

“Saudara-saudara kaum prempuan, rapat yang terhormat! Berbicara tentang sikap

perempuan baru, sebahagian besar ialah berbicara tentang cita-cita bagaimanakah

harusnya kedudukan perempuan dalam masyarakat yang akan datang. Janganlah

disangka bahwa berunding tentang cita-cita yang demikian semata-mata berunding

tentang angan-angan dan pengelamunan yang tiada mempunyai guna yang praktis

sedikit jua pun.”

(

Layar Terkembang,

STA )

Menurut teks di atas Tuti merupakan tokoh pengemban misi ....

a. mistikisme

d. idealisme

b. simbolisme

e. pragmatisme

c. romantisme

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

231

15. Anak tukang cukur itu mau menikah. Nasibnya baik. Dia mendapatkan jodoh seorang

pegawai negeri. Siapa mengira, anak si tukang cukur bisa mendapatkan jodoh seorang

pegawai kantoran.

Penggalan di atas disusun dari sudut pandang ....

a. orang pertama sebagai pelaku utama

b. orang pertama sebagai tokoh sampingan

c. orang ketiga serba tahu

d. orang ketiga terarah

e. orang pertama dan ketiga

16. Haji Saleh tersenyum-senyum saja karena ia sudah yakin dimasukkan sorga. Kedua

tangannya ditopangkan di pinggang sambil membusungkan dada dan menekurkan

kepala ke kuduk. Dan ketika melihat orang yang masuk sorga ia melambai-lambaikan

tangannya seolah-olah hendak mengatakan, “Selamat ketemu kembali nanti.”

Bagai tak habis-habisnya orang antri begitu panjang. Susut di muka, bertambah yang

di belakang

(A.A. Navis,

Robohnya Surau Kami

).

Penggalan cerita di atas disusun dengan menggunakan alur ....

a. maju

d. flash back

b. mundur

e. sorot

balik

c. campuran

17.

Aku tidak percaya! Aku tidak percaya, jika hanya oleh melompat-lompat dan berkejaran

semalam penuh. Aku tidak percaya itu. Aku mulai percaya desas-desus itu bahwa aku

orang tamak. Orang yang kikir, penghisap, lintah darat. Inilah ganjarannya! Aku mulai

percaya desas-desus itu, tentang dukun-dukun yang mengilui luka sunatan anak-anak

kita. Aku mulai yakin bahwa itu karena

kesombonganmu, kekikiranmu, angkuhmu, dan

tak mau tahu dengan mereka. Aku yakin, mereka menaruh racun di pisau dukun-dukun

itu

(

Panggilan Rasul,

Hamsad Rangkuti).

Pendeskripsian watak tokoh yang digunakan pengarang dalam cerpen di atas melalui ....

a. pendeskripsian langsung

d. pikiran tokoh

b. tanggapan tokoh lain

e. reaksi pelaku terhadap tokoh lain

c. penggambaran lingkungan tokoh

18. Penulis yang menempatkan diri di luar cerita yang dibuatnya tampak pada penggalan ...

a. Dia kembali duduk di kursi sampingku. Kami berdua diam. Masing-masing

diselimuti pikiran-pikiran yang tak pasti.

b. Kadang-kadang kita harus berpikir secara terang dan seadanya. Tapi bagi kita

orang muda, kita lebih baik berpikir menurut perasaan.

c. “Kau pikir begitu?” aku berkata tidak melihat kepadanya.

“Aku pikir ini suatu kebetulan yang terkutuk. Ini akan menghancurkan kehidupanku.”

d. Hanafi menantikan Corrie di Pintu Air. Tidak lama antaranya datanglah yang

dinantikan itu dari Gang Pasar Baru.

e. Dua hari kemudian mereka ditemukan. Beberapa hilang dan beberapa ditemukan

terbakar. Dan Suwandi kembali ke landasan dan asrama kami dengan bendera

merah putih ....

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

232

19. Mendengar ombak pada hampirku

debur mendebur kiri dan kanan

melagukan nyanyi penuh santunan

terbitlah rindu tempat lahirku

Tema penggalan puisi di atas ialah ....

a. nyanyian santun

d. kerinduan pada kekasih

b. cinta tanah air

e. suka akan ombak

c. keindahan alam pantai

20. Dari mana punai melayang

Dari sawah turun ke padi

Dari mana kasih sayang

Dari mata turun ke hati

Berikut ini adalah ciri yang menandai bahwa kutipan di atas disebut pantun,

kecuali

....

a. terdiri atas empat larik

b. rima akhir berpola a-b-a-b

c. terdiri atas sampiran dan isi

d. setiap larik dimulai dengan kata yang sama

e. isinya terletak pada larik ketiga dan keempat

21.

Manusia

Oleh Dg. Mijala

Umpama malam selalu malam

Ataupun siang selalu siang

Dapatkah insan menguasai alam

Insaf di emas yakin di loyang?

Melalui bait di atas penyair ingin menyampaikan ....

a. khayalannya mengenai siang, malam, emas, dan loyang

b. kebersamaannya dengan orang lain untuk menguasai alam

c. kesangsiannya akan kemampuan manusia menguasai alam

d. keyakinannya bahwa emas dan loyang akan susah dibedakan

e. kekhawatirannya bilamana manusia benar-benar menguasai alam

22. Karena kasihmu

Engkau tentukan waktu

Sehari lima kali kita bertemu

(Amir Hamzah)

Tema puisi di atas adalah ....

a. ketuhanan

d. cinta t

anah air

b. pendidikan

e. kein

dahan alam

c. kemanusiaan

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

233

23. Perhatikan puisi Taufiq Ismail “Dengan Puisi Aku” berikut!

Dengan puisi aku bernyanyi

Sampai senja umurku nanti

Dengan puisi aku bercinta

Berbatas cakrawala

Dengan puisi aku mengenang

Keabadian yang akan datang

Dengan puisi aku menangis

Jarum waktu bila kejam mengiris

Puisi di atas dapat diparafrasekan dengan kalimat ...

a. Puisi dapat diaransemen menjadi lagu.

b. Kecintaan terhadap puisi tiada terbatas.

c. Puisi dapat dinyanyikan sebagaimana lagu.

d. Pekerjaan penyair memang membuat puisi.

e. Puisi dapat menyelesaikan berbagai masalah.

24. Perhatikan puisi berikut!

AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sapardi Djoko Damono

Puisi yang bertemakan cinta romantis di atas menyiratkan suasana ....

a. haru

d. was-was

b. ceria

e. buru-buru

c. santai

25. aku sekarang orangnya bisa tahan

sudah berapa waktu bukan kanak lagi

tapi dulu memang ada suatu bahan

yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan

tambah terasing dari cinta sekolah rendah

dan tahu ada yang tetap tidak diucapkan

sebelum pada akhirnya kita menyerah

Chairil Anwar, “Derai-Derai Cemara”

Berikut adalah sikap jiwa penyair berdasarkan bait di atas,

kecuali

....

a. tenang

d. bukan k

anak lagi

b. revolusioner

e. pasrah pada kuasa Allah

c. lebih dewasa

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

234

26. Aku lalai di pagi hari

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracun hati

Miskin ilmu, miskin harta

Ali Hasjmi, “Menyesal”

Tema sebait puisi Ali Hasjmi di atas adalah ....

a. perjuangan

d. ke-Tuhanan

b. percintaan

e. kemanusiaan

c. penyesalan

27. Akh, apa gunanya kusesalkan

menyesal tua tiada berguna

Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan

Atur barisan di pagi hari

Menuju arah padang bakti

Ali Hasjmi, “Menyesal”

Amanat yang disampaikan penyair melalui bait di atas adalah ....

a. usahakan jangan menyakitkan hati orang lain

b. lupakanlah segala sesustu yang sudah terlanjur

c. aturlah kekuatan untuk merebut kemerdekaan nanti

d. siapkan bekal untuk berbakti setelah dewasa nanti

e. bergegaslah ke padang bakti sebelum senja kala tiba

28.

Sepisaupi

Sutardji Calzoum Bachri

sepisau luka sepisau duri

sepikul dosa sepukau sepi

sepisau duka serisau diri

sepisau sepi sepisau nyanyi

sepisaupa sepisaupi

sepisanya sepikan sepi

sepisaupa sepisaupi

sepikul diri sekeranjang duri

sepisaupa sepisaupi

sepisaupa sepisaupi

sepisaupa sepisaupi

sampai pisaunya ke dalam nyanyi

Puisi di atas menggambarkan suasana ....

a. kebimbangan yang sangat dalam

d. kegelisahan tak menentu

b. pemberontakan sangat kuat

e. kepasrahan yang berlebihan

c. penderitaan yang mencekam

30. Kalau Anda menonton pertunjukan drama di panggung atau sinetron di layar kaca

televisi, apa yang dapat Anda saksikan?

a. pelakunya

d. akt

ing mereka

b. tata cahaya

e. dekorasi pan

ggung

c. dialog mereka

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

235

29. Membuat utang sangatlah mudah

Waktu membayar timbullah gundah

Puisi di atas dapat diparafrasekan menjadi ...

a. Jangan suka meminjam uang.

b. Waktu menerima pinjaman itu senang.

c. Mencari pinjaman mudah, tetapi mengembalikannya susah.

d. Meminjam uang dan mengembalikannya sama-sama susah.

e. Jangan menunda-nunda waktu, kalau punya pinjaman, segera kembalikan.

31.

Penggalan berikut penulisannya disesuaikan dengan apa yang didengarkan, tanpa

huruf besar.

suara musik lembut sebagai latar dialog

suara laki-laki 1

: asalamualaikum

diam sejenak, tak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka

suara perempuan : wa

alaikum salam. o, ayah, mari masuk, ayah. mas kasmidi baru

saja datang.

suara langkah mendekat; suara kursi digeser

suara laki-laki 2

: sebaiknya ayah tidak usah menyibukkan saya dengan permintaan

bantuan.

suara laki-laki 1 : ini untuk terakhir kali. kukira isterimu sudah menyampaikan

pesanku. bukankah sudah kausampaikan, ratna?

suara perempuan : sudah ayah.

Dalam dialog di atas terdapat konflik antara ....

a. Laki-laki 1 dan Laki-laki 2

d. Batin Laki-laki 1 dan Batin Laki-laki 2

b. Laki-laki 1 dan Perempuan

e. Laki-laki 1, Laki-laki 2, dan Perempuan

c. Laki-laki 2 dan Perempuan

32. Kalau Anda menonton pertunjukan drama, apa yang Anda peroleh ....

a. hiburan

d. teknik berm

ain peran

b. informasi

e. pengetahuan yang aplikatif

c. pencerahan rohani

33. Pemain drama yang baik adalah aktor ....

a. terkenal

d. ses

uai perannya

b. sudah punya nama

e. kaum selebritis

c. berpostur menarik dan ganteng

34.

Dalam pertunjukan drama tampak Cecep sedang duduk sambil merokok. Di depannya

tampak teman Cecep, Hakam, sedang termenung mengenang istrinya. Tak lama kemudian

Hakam berbicara, “Terserah, yang jelas aku punya uang, kapan waktu bisa makan enak,

merokok dan ha...ha...ha... mengapa harus melabuhkan diri hanya pada istri di kampung,

sementara di kota ini banyak sekali pelabuhan yang dapat kita singgahi dengan uang?”

Sesudah itu tampak Cecep menginjak puntung rokok yang tersebar di dekatnya.

Maksud Cecep berkata dan berperilaku seperti dalam ilustrasi di atas adalah ....

a. memberi nasihat Hakam agar meninggalkan isterinya

b. mengajak Hakam makan-makan dan merokok

c. menganjurkan Hakam untuk mencari istri baru

d. menghibur Hakam yang sedang bersedih hati

e. menyarankan agar Hakam melupakan isterinya.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

236

35. Dalam sebuah drama radio terdengar suara musik lembut menyayat hati. Selagi musik

terdengar, suara seorang perempuan terdengar bergema, “

Sebenarnya ... memang

tidak ada alasan bagiku untuk menyeleweng ... hingga rumah tanggaku berantakan.

Kini aku dicekam rasa bersalah. Aku menyesal. Aku ingin bunuh diri saja karena

beratnya tekanan batin

.”

Tak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka, lalu terdengar suara seorang laki-

laki, “

Tuning. Jangan kau lakukan itu .... gila.”

Kemudian terdengar suara perempuan, “

Biar ...biar ...Biar aku bebas. Semua ini aku

yang memulai. Dan akulah yang akan mengakhiri”.

Lalu, terdengar suara seorang perempuan terengah-engah.

Dari ilustrasi di atas, pendengar tahu bahwa tokoh perempuan dalam drama itu berniat ...

a. memprotes perlakuan kasar tokoh laki-laki atas dirinya

b. membebaskan pelaku laki-laki untuk berbuat sekehendak hati

c. melakukan bunuh diri karena tidak kuat menahan tekanan batin

d. membunuh suaminya karena ketahuan melakukan penyelewengan

e. menghardik lelaki gila yang mengganggu kedamaian keluarganya

36. Langkah pertama untuk berlatih mementaskan drama memilih ....

a. naskah

d. teknik dan jadwal latihan

b. sutradara

e. k

apan drama bisa dipentaskan

c. pemain drama

37. Berikut ini adalah berbagai latihan yang harus dilakukan oleh setiap pemain drama agar

permainannya memadai,

kecuali

....

a. latihan dialog

d. latihan properti

b. latihan akting

e. latihan reading

c. latihan blocking

38. Termasuk latihan teknik bermain drama adalah ....

a. mengusahakan pertunjukan drama di sekolah

b. mengucapkan vokal dan konsonan dengan jelas

c. mengubah cerita pendek menjadi naskah drama

d. menentukan pemain untuk naskah yang akan dipentaskan

e. memperbaiki lafal kalimat yang diucapakan oleh pemain

39. Puncak pertikaian antarpemain dalam drama disebut ....

a. prolog

d. ekposisi

b. klimaks

e. komplikasi

c. resolusi

40. Dalam drama ada dua kegiatan seni yang berkaitan, yaitu ....

a. seni sastra dan seni musik

b. seni sastra dan seni rupa

c. seni dekorasi dan seni musik

d. seni hidup dan seni bersandiwara

e. seni menyusun cerita dan seni pentas